SeputaraAplikasi ~ Kali ini admin akan sedikit berbeda dalam memberikan informasi yang biasanya mengenai aplikasi dan tentang elektronik, dan untuk saat ini admin akan memberikan kepada sobat mengenai teks drama. Seperti pada umumnya Drama adalah karya sastra yang menggambarkannya dengan gerakan. Jika kalian sering melihat film-film dan sobat pengen melakukannya disekolah, maka sobat bisa mencoba salah satu teks drama yang admin bagikan ini.silahkan disimak contoh teks drama membela tanah air yang berjudul jiwamu masih utuh dalam raga kami dibawah ini :
JIWAMU MASIH UTUH DALAM RAGA KAMI
Karya:Zahrah Nafa
28 Oktober SMA
Samudra seperti biasa mengadakan Upacara hari Senin. Dimana pembina waktu itu adalah
ibu Suyati. Guru cantik, sabar dan galak. Upacara hari senin pun dimulai. (narasi akan berupa
suara dan mesin ketik)
Saat itu ibu
Suyati sedang membacakan pancasila saat upacara berlangsung. Disisi lain
terdapat Pak Wanto yang sedang memeriksa barisan. Bung wanti, dia sedang mencari
barisan Bung Wanti anak 12 IPA 1 yang terkenal sifat pemarahnya.
Pak Wanto : “Sut
sut, mana dia?”
Nimas : “ ngga
tau pak.”
Pak wanto pun
menemukan bung wanti pada barisan 12 IPA 4. Lalu memegang bahu dan menarik baju
bung wanti kebelakang. Hingga terjadi pertikaian.
Bung Wati : “Ada
apa pak,?”(dengan suara lantang)
Pak Wanto :
“Sudah salah, makek nanya lagi. Mau melawan kamu?”
Bung Wati : “
Saya bertanya pak!!!!,”
Pak Wanto : “Oh
mau melawan kamu, berani kamu?”
Adegan Tamparan
yang sesungguhnya!
Pak Wanto :
“Melawan ?”
Bung Wati :
“Dasar biadab”
Adeganseranganpemukulanoleh
Bung Wati.
Bung Kiyem :
“stop,wat!”
Namun kiyemsudahberbicaradanmencobauntukmemperingatkanwatinamuntakkesampaian.
Pak Wanto : “Bu
suyati, busuyati…
Bung Wanti :
“Pengecutkau. Sinikau. Biadabsekalikau!”
Pak Wanto:
“Sayatunggu di ruang BP kamu” (sambiljaritengahmenunjukr
kearah bung
wanti)
SetelahperkelahiantersebutWantidiajakkedalamruangankepalasekolah.
Hamdan,
saudarasepupudari bung wanti pun
mencariwantidanmasukkedalamruangankepalasekolahdenganrautkesal.
IbuSulis
:Sudahsudah
Bung Wanti
:Akubukanmelawan guru buk, akumelawansuwanto
IbuSulis
:Kamuharusmaklumwat, paksuwantokanmemangbegitu,
Bung Wanti :Akutidakbisamemaklumi
guru sepertiitubuk.
Ibuku guru,
kakakkujuga guru buk. Siapapundiakalautidakmaumenghargaiorang
,nggakakanpernahbisadihargai orang buk
IbuSulis
:Iyadilan ,iya.
Hamdan pun
menyapa bung wanti :
Hamdan : “Ada
apadilan? Apa yang sudahdilakukan orang biadabitukepadamu.?
Bung Wanti :
“Hmmmm”
Pak kamil :
(menghembuskannafas) Hmmm, yang tidakberkepentinganbisadiluar?
Bung Wanti :
“Diakeluar,sayakeluarpak.
Pak Kamil :
“Sudahsudahkamudisitusaja. Jelaskan!
Bung wanti :
‘Dianarikbajusayapak. Kayak nggaadacara lain aja.diajuganamparsaya”
Pak Kamil :
“Yamungkinpaksuwantopunyakmaksud.
Bung Wanti :
“Pak guru itudigugudanditiru , kalauSuwantoberanimenamparmuridnya. Kami
sebagaiMuridjugaberhakmenamparbalikpak.
Bu Sulis :
“Iyapak
Pak Kamil :
“Yasudahlahkalaubegitu. Nantikitaselesaikan. Tapiuntukperbuatanmuitu kami
harusmembuatsangsi .kami akanmemberikansuratscorskepadamu.
Hamdan
:sabarwat.
Bung Wanti :
‘Akubukanjagoan , cumanmelawan, maaf.
Akhirnya Bung
wati meninggalkan ruangan tanpa mengatakan apapun. Dalam perasaan hati yang
kecewa karena sikapnya dianggap sebagai tindakan yang tidak sepatutnya dia
lakukan.
Wati memilih
untuk pulang ke rumah kakeknya
Bung wati:
assalamu’alaikum
Kakek:
Wa’alaikum salam. Wati? Sudah pulang?
Bung wati: Iya
kek. Ada rapat guru tadi.
Kakek: Rapat
guru karena tingkahmu disekolah?
Bung wati: Ma ma
maksud kakek? (gugup)
Kakek: Kamu
pikir kakek tidak tahu apa yang kamu lakukan disekolah tadi? Ini video kamu sudah tersebar kemana-mana?
Asal kamu tahu perjuangan kakek dan ibumu dulu itu mati-matian untuk masa depan
anak cucu.Mengapa kamu lakukan itu wati?
Bung Wati:
karena wati pikir itu adalah hal terbaik yang harus wati lakukan saat itu.
Kakek: Baiklah
jika itu menurutmu yang terbaik. Kakek akan menceritakan bagaimana zaman kakek
dulu.
Beberapa pemuda
dari kalangan pelajar dikumpulkan mengenai rapat yang akan membahas tentang
pengibaran bendera Belanda di Hotel Yamato Surabaya.
Gadis 1: menurut
anda, mengapa kita dikumpulkan disini?
Gadis 2: Jelas
sekali ini pasti tentang pengibaran bendera itu.
Gadis 3: Iya,
siapun yang melihat bendera itu berkibar pasti akan merasa marah. Rasanya ingin
melawan saja.
Gadis 4: melawan
kata kau? Kau pikir melawan mereka semudah merebut permen dari anak kecil? Persenjataan
mereka lebih banyak dari pada kita.
Gadis 5: memang
persenjataan mereka lebih lengkap. Tapi, tekad kita lebih kuat dan lebih bulat
daripada yang mereka tahu. Tekad demi bangsa ini akan mengalakan musuh-musuh
itu.
Gadis 4: Apa kau
yakin?
Tidak sampai
terjawab beberapa panitia menghampiri mereka
Panitia 1:
apakah sudah lengkap?
Gadis 2:
sepertinya belum semua.
Panitia 2;
baiklah kalau begitu mari kita mulai dahulu rapat ini karena hari semakin sore.
Panitia 3
memulai rapat
Panitia 3:
Assalamu’alaikum wr.wb.
Semua:
Wa’alaikumsalam wr.wb.
Panitia 3: Salam
sejahtera bagi kita semua. Sebelumnya saya mengucapkan terima kasih kepada anda
semua yang berkenan hadir dalam rapat ini. Langsung saja pada inti permasalahan
yang akan kita bahas. Tentunya kita sudah tahu akan pengibaran bendera Belanda
itu di sini. Dan kalian pasti merasakan kekesalan seperti yang saya rasakan
saat ini. Menurut anda sekalian bagaimana ide anda untuk kita melawan agar
bendera itu diturunkan?
Panitia 4: Saya
berpendapat bahwa sebaiknya kita menyerang mereka sebagai bentuk tidak senang
terhadap tindakan kita.
Panitia 5:
Menyerang? Bagaimana bisa kita menyerang? Senjata pun kita tak punya. Kalau
hanya berbekal tekad, apa itu tidak memakan korban?
Panitia 6: Betul
saya rasa itu benar. Penyerangan itu akan menimbulkan korban lebih banyak.
Tak lama
kemudian datang 2 orang gadis pelajar.
Gadis 6:
Permisi, maaf kami terlambat.
Panitia 3: Oh
iya, langsung masuk saja.
Gadis 7: maaf
apa boleh saya bertanya? Apa yang sedang dibahas?
Saat mereka berdua
bertanya kepada orang disebelah mereka, malah diacuhkan begitu saja karena
terlalu fokus dengan yang dibahas dalam rapat tersebut. Hal itu menjadikan
mereka berdua kesal.
Panitia 1:
Bagaimana kalau kita memilih cara perundingan? Kita rundingkan hal ini dengan
pengibar bendera Belanda tersebut.
Panitia 2:
Tetapi, apa mereka setuju dengan hal itu? Saya kira itu tidak akan berjalan
baik seperti yang anda bayangkan.
Panita 3:
Bagaimana kalu pertama-tam akita melakukan perundingan dulu dengan mereka. Jika
mereka tidak mau maka terpaksa kita harus memaksa mereka dengan cara kekerasan
Seluruh Gadis:
Ya, kami lebih setuju seperti itu. Untuk mengantisipasi jikalau mereka
melakukan penyerangan terhadap kita pribumi saat berunding.
Panitia 3 :
Baiklah. Lalu pukul berapa kiranya kita melakukan hal itu?
Gadis 1:
Bagaimana kalau pagi saja? Sekitar jam 9 pagi?
Semua: Iya iya
benar
Panitia 3:
Baiklah kalau begitu, besok jam 9 kita kumpul disini untuk melakukan
perundingan itu di Hotel Yamato, untuk para pelajar tolong ajak semua teman
kalian untuk ikut berjaga-jaga jika mereka berbuat diluar dugaan.
Seluruh Gadis:
Siap
Panitia 3: Kalau
begitu rapat ini saya tutup, saya akhiri wassalamu’alaikum wr. Wb.
Semua:
Wa’alaikumsalam wr.wb.
Sayangnya, dalam
rapat itu ada 2 gadis yang tidak setuju dengan apa yang akan mereka lakukan.
Karena mereka kecewa terhadap apa yang mereka lakukan terhadap 2 gadis itu.
Sesampainya dirumah. Tak disangka 2 pasangan suami istri belanda berkunjung
kerumah mereka.
Gadis 6: Oh my
God. Mr. Mengapa anda kemari?
Mr: saya
berkunjung kesini karena saya rindu kepada kalian. Kalian sudah saya anggap
seperti anak sendiri.
Mrs.: Benar.
Kami ingin kalian benar-benar menjadi anak kami.
Gadis 7: Tapi
Mr. Kami hanyalah oarang pribumi.
Mrs: Sudahlah.
Bukankah kalian sendiri dirumah ini. Kami ingin kalian bersekolah di Belanda
bersama kami.
Mr: Apa kalian
mau? Bukankah kalian tadi juga kecewa terhadap pribumi yang lain?
Gadis 7:
Bagaiman Mr. Tau?
MRs.: Sudahlah
kami tahu apa yang kalian pikirkan. Bagaimana? bersedia ikut dengan kami?
Gadis 6: Baiklah
Mr. Kami bersedia
Mr: Apa saja
yang dirapatkan oleh mereka tadi?.
Akhirnya kedua
gadis itu menceritakan semua yang mereka dengar dalam rapat tadi. Merek
aberkhianat karena mereka merasa diacuhkan saat berjalannya rapat tadi. Mereka
merasa kecewa dan mereka pikir ini adalah hal yang terbaik untuk membalaskan
kekecewaan mereka dengan menceritakan semuanya kepada kedua orang tua angkat
mereka yang baru ini.
Tak terasa keesokan
harinya seluruh pemuda berkumpul ditempat yang telah dijanjikan seperti pada
rapat kemarin, mereka membawa apa saja yang mereka punya, seperti bambu
runcing, golok, arit, dan sebagainya.
Panitia 4: Apa
sudah berkumpul semuanya?
Semua: Sudah
Panitia 6: Ingat
Teman-teman walaupun yang kita bawa hanyalah senjata tradisional tapi tekad
kita lebih bulat dari apapun. Percayalah kita bisa mengalahkan mereka.
Semua : Merdeka
Indonesia, Merdeka Indonesia, Merdeka Indonesia
Mereka semua
bersemangat untuk mendatangi hotel yang siudah ditancapi bendera Belanda itu.
Disana mereka bertemu dengan orang tua angkat gadis yang berkhianat tadi. Orang
belanda itu telah mempersiapkan juga pasukan jikalau keadaan terlalu berbahaya
maka mereka akan mengahabisi pribumi.
Pemuda 1: Mr.
Kami dengan sangat meminta agar Mr. Menurunkan bendera Belanda itu dari hotel
ini.
Mr : NO. Saya
tidak ingin menurunkan bendera itu, karena saya ingin bendera itu berkibar
disini.
Pemuda 2: Tapi,
dalam maklumat pemerintah telah ditetapkan bahwa bendera merah putih dikibarkan
di Indonesia
Mr.: Itu urusan
kalian. I don’t Care.
Pamuda 3: Urusan? Itu artinya hanya merah putih yang boleh dikibarkan.
Mr: SAYA TIDAK
PEDULI. (mengeluarkan pistol dalam saku celana)
Pemuda 3:
Beraninya kau (sambil mencekik leher Mr)
Dor....
terdengar suara tembakan Mr. Yang tidak mengenai sasaran para prajurit Belanda
datang untuk menghabisi nyawa Pemuda 3. Sedangkan Pemuda 2 dan 1 Keluar untuk
mengomando pemuda untuk menyerang. Disitulah pertempuran terjadi.
Pemuda 1:
SERANG!!!!!!!!!!!!!!
Pemuda 3 tewas
setelah ditembak oleh salah satu prajurit Belanda, tapi ia berhasil mencekik
sampai tewas Mr itu. Pemuda 1 dan 2 memanjat tiang untuk merobek bendera
Belanda itu menjadi merah putih. Banyak korban tewas dalam tragedi ini.