contoh teks drama membela tanah air terbaru 2020 ~ SeputaraAplikasi

SeputaraAplikasi ~ Kali ini admin akan sedikit berbeda dalam memberikan informasi yang biasanya mengenai aplikasi dan tentang elektronik, dan untuk saat ini admin akan memberikan kepada sobat mengenai teks drama. Seperti pada umumnya Drama adalah karya sastra yang menggambarkannya dengan gerakan. Jika kalian sering melihat film-film dan sobat pengen melakukannya disekolah, maka sobat bisa mencoba salah satu teks drama yang admin bagikan ini.silahkan disimak contoh teks drama membela tanah air yang berjudul jiwamu masih utuh dalam raga kami dibawah ini :

JIWAMU MASIH UTUH DALAM RAGA KAMI


Karya:Zahrah Nafa

28 Oktober SMA Samudra seperti biasa mengadakan Upacara hari Senin. Dimana pembina waktu itu adalah ibu Suyati. Guru cantik, sabar dan galak.  Upacara hari senin pun dimulai. (narasi akan berupa suara dan mesin ketik)
Saat itu ibu Suyati sedang membacakan pancasila saat upacara berlangsung. Disisi lain terdapat Pak Wanto yang sedang memeriksa barisan. Bung wanti, dia sedang mencari barisan Bung Wanti anak 12 IPA 1 yang terkenal sifat pemarahnya.
Pak Wanto : “Sut sut, mana dia?”
Nimas : “ ngga tau pak.”
Pak wanto pun menemukan bung wanti pada barisan 12 IPA 4. Lalu memegang bahu dan menarik baju bung wanti kebelakang. Hingga terjadi pertikaian.
Bung Wati : “Ada apa pak,?”(dengan suara lantang)
Pak Wanto : “Sudah salah, makek nanya lagi. Mau melawan kamu?”
Bung Wati : “ Saya bertanya pak!!!!,”
Pak Wanto : “Oh mau melawan kamu, berani kamu?”
Adegan Tamparan yang sesungguhnya!
Pak Wanto : “Melawan ?”
Bung Wati : “Dasar biadab”
Adeganseranganpemukulanoleh Bung Wati.
Bung Kiyem : “stop,wat!”
Namun kiyemsudahberbicaradanmencobauntukmemperingatkanwatinamuntakkesampaian.
Pak Wanto : “Bu suyati, busuyati…
Bung Wanti : “Pengecutkau. Sinikau. Biadabsekalikau!”
Pak Wanto: “Sayatunggu di ruang BP kamu” (sambiljaritengahmenunjukr
kearah bung wanti)
SetelahperkelahiantersebutWantidiajakkedalamruangankepalasekolah.
Hamdan, saudarasepupudari bung wanti pun mencariwantidanmasukkedalamruangankepalasekolahdenganrautkesal.
IbuSulis :Sudahsudah
Bung Wanti :Akubukanmelawan guru buk, akumelawansuwanto
IbuSulis :Kamuharusmaklumwat, paksuwantokanmemangbegitu,
Bung Wanti :Akutidakbisamemaklumi guru sepertiitubuk.
Ibuku guru, kakakkujuga guru buk. Siapapundiakalautidakmaumenghargaiorang ,nggakakanpernahbisadihargai orang buk
IbuSulis :Iyadilan ,iya.
Hamdan pun menyapa bung wanti :
Hamdan : “Ada apadilan? Apa yang sudahdilakukan orang biadabitukepadamu.?
Bung Wanti : “Hmmmm”
Pak kamil : (menghembuskannafas) Hmmm, yang tidakberkepentinganbisadiluar?
Bung Wanti : “Diakeluar,sayakeluarpak.
Pak Kamil : “Sudahsudahkamudisitusaja. Jelaskan!
Bung wanti : ‘Dianarikbajusayapak. Kayak nggaadacara lain aja.diajuganamparsaya”
Pak Kamil : “Yamungkinpaksuwantopunyakmaksud.
Bung Wanti : “Pak guru itudigugudanditiru , kalauSuwantoberanimenamparmuridnya. Kami sebagaiMuridjugaberhakmenamparbalikpak.
Bu Sulis : “Iyapak
Pak Kamil : “Yasudahlahkalaubegitu. Nantikitaselesaikan. Tapiuntukperbuatanmuitu kami harusmembuatsangsi .kami akanmemberikansuratscorskepadamu.
Hamdan :sabarwat.
Bung Wanti : ‘Akubukanjagoan , cumanmelawan, maaf.

Akhirnya Bung wati meninggalkan ruangan tanpa mengatakan apapun. Dalam perasaan hati yang kecewa karena sikapnya dianggap sebagai tindakan yang tidak sepatutnya dia lakukan.
Wati memilih untuk pulang ke rumah kakeknya

Bung wati: assalamu’alaikum
Kakek: Wa’alaikum salam. Wati? Sudah pulang?
Bung wati: Iya kek. Ada rapat guru tadi.
Kakek: Rapat guru karena tingkahmu disekolah?
Bung wati: Ma ma maksud kakek?  (gugup)
Kakek: Kamu pikir kakek tidak tahu apa yang kamu lakukan disekolah tadi?  Ini video kamu sudah tersebar kemana-mana? Asal kamu tahu perjuangan kakek dan ibumu dulu itu mati-matian untuk masa depan anak cucu.Mengapa kamu lakukan itu wati?
Bung Wati: karena wati pikir itu adalah hal terbaik yang harus wati lakukan saat itu.
Kakek: Baiklah jika itu menurutmu yang terbaik. Kakek akan menceritakan bagaimana zaman kakek dulu.


Beberapa pemuda dari kalangan pelajar dikumpulkan mengenai rapat yang akan membahas tentang pengibaran bendera Belanda di Hotel Yamato Surabaya.
Gadis 1: menurut anda, mengapa kita dikumpulkan disini?
Gadis 2: Jelas sekali ini pasti tentang pengibaran bendera itu.
Gadis 3: Iya, siapun yang melihat bendera itu berkibar pasti akan merasa marah. Rasanya ingin melawan saja.
Gadis 4: melawan kata kau? Kau pikir melawan mereka semudah merebut permen dari anak kecil? Persenjataan mereka lebih banyak dari pada kita.
Gadis 5: memang persenjataan mereka lebih lengkap. Tapi, tekad kita lebih kuat dan lebih bulat daripada yang mereka tahu. Tekad demi bangsa ini akan mengalakan musuh-musuh itu.
Gadis 4: Apa kau yakin?
Tidak sampai terjawab beberapa panitia menghampiri mereka
Panitia 1: apakah sudah lengkap?
Gadis 2: sepertinya belum semua.
Panitia 2; baiklah kalau begitu mari kita mulai dahulu rapat ini karena hari semakin sore.
Panitia 3 memulai rapat
Panitia 3: Assalamu’alaikum wr.wb.
Semua: Wa’alaikumsalam wr.wb.
Panitia 3: Salam sejahtera bagi kita semua. Sebelumnya saya mengucapkan terima kasih kepada anda semua yang berkenan hadir dalam rapat ini. Langsung saja pada inti permasalahan yang akan kita bahas. Tentunya kita sudah tahu akan pengibaran bendera Belanda itu di sini. Dan kalian pasti merasakan kekesalan seperti yang saya rasakan saat ini. Menurut anda sekalian bagaimana ide anda untuk kita melawan agar bendera itu diturunkan?
Panitia 4: Saya berpendapat bahwa sebaiknya kita menyerang mereka sebagai bentuk tidak senang terhadap tindakan kita.
Panitia 5: Menyerang? Bagaimana bisa kita menyerang? Senjata pun kita tak punya. Kalau hanya berbekal tekad, apa itu tidak memakan korban?
Panitia 6: Betul saya rasa itu benar. Penyerangan itu akan menimbulkan korban lebih banyak.
Tak lama kemudian datang 2 orang gadis pelajar.
Gadis 6: Permisi, maaf kami terlambat.
Panitia 3: Oh iya, langsung masuk saja.
Gadis 7: maaf apa boleh saya bertanya? Apa yang sedang dibahas?
Saat mereka berdua bertanya kepada orang disebelah mereka, malah diacuhkan begitu saja karena terlalu fokus dengan yang dibahas dalam rapat tersebut. Hal itu menjadikan mereka berdua kesal.
Panitia 1: Bagaimana kalau kita memilih cara perundingan? Kita rundingkan hal ini dengan pengibar bendera Belanda tersebut.
Panitia 2: Tetapi, apa mereka setuju dengan hal itu? Saya kira itu tidak akan berjalan baik seperti yang anda bayangkan.
Panita 3: Bagaimana kalu pertama-tam akita melakukan perundingan dulu dengan mereka. Jika mereka tidak mau maka terpaksa kita harus memaksa mereka dengan cara kekerasan
Seluruh Gadis: Ya, kami lebih setuju seperti itu. Untuk mengantisipasi jikalau mereka melakukan penyerangan terhadap kita pribumi saat berunding.
Panitia 3 : Baiklah. Lalu pukul berapa kiranya kita melakukan hal itu?
Gadis 1: Bagaimana kalau pagi saja? Sekitar jam 9 pagi?
Semua: Iya iya benar
Panitia 3: Baiklah kalau begitu, besok jam 9 kita kumpul disini untuk melakukan perundingan itu di Hotel Yamato, untuk para pelajar tolong ajak semua teman kalian untuk ikut berjaga-jaga jika mereka berbuat diluar dugaan.
Seluruh Gadis: Siap
Panitia 3: Kalau begitu rapat ini saya tutup, saya akhiri wassalamu’alaikum wr. Wb.
Semua: Wa’alaikumsalam wr.wb.

Sayangnya, dalam rapat itu ada 2 gadis yang tidak setuju dengan apa yang akan mereka lakukan. Karena mereka kecewa terhadap apa yang mereka lakukan terhadap 2 gadis itu. Sesampainya dirumah. Tak disangka 2 pasangan suami istri belanda berkunjung kerumah mereka.

Gadis 6: Oh my God. Mr. Mengapa anda kemari?
Mr: saya berkunjung kesini karena saya rindu kepada kalian. Kalian sudah saya anggap seperti anak sendiri.
Mrs.: Benar. Kami ingin kalian benar-benar menjadi anak kami.
Gadis 7: Tapi Mr. Kami hanyalah oarang pribumi.
Mrs: Sudahlah. Bukankah kalian sendiri dirumah ini. Kami ingin kalian bersekolah di Belanda bersama kami.
Mr: Apa kalian mau? Bukankah kalian tadi juga kecewa terhadap pribumi yang lain?
Gadis 7: Bagaiman Mr. Tau?
MRs.: Sudahlah kami tahu apa yang kalian pikirkan. Bagaimana? bersedia ikut dengan kami?
Gadis 6: Baiklah Mr. Kami bersedia
Mr: Apa saja yang dirapatkan oleh mereka tadi?.

Akhirnya kedua gadis itu menceritakan semua yang mereka dengar dalam rapat tadi. Merek aberkhianat karena mereka merasa diacuhkan saat berjalannya rapat tadi. Mereka merasa kecewa dan mereka pikir ini adalah hal yang terbaik untuk membalaskan kekecewaan mereka dengan menceritakan semuanya kepada kedua orang tua angkat mereka yang baru ini.
Tak terasa keesokan harinya seluruh pemuda berkumpul ditempat yang telah dijanjikan seperti pada rapat kemarin, mereka membawa apa saja yang mereka punya, seperti bambu runcing, golok, arit, dan sebagainya.

Panitia 4: Apa sudah berkumpul semuanya?
Semua: Sudah
Panitia 6: Ingat Teman-teman walaupun yang kita bawa hanyalah senjata tradisional tapi tekad kita lebih bulat dari apapun. Percayalah kita bisa mengalahkan mereka.
Semua : Merdeka Indonesia, Merdeka Indonesia, Merdeka Indonesia
Mereka semua bersemangat untuk mendatangi hotel yang siudah ditancapi bendera Belanda itu. Disana mereka bertemu dengan orang tua angkat gadis yang berkhianat tadi. Orang belanda itu telah mempersiapkan juga pasukan jikalau keadaan terlalu berbahaya maka mereka akan mengahabisi pribumi.

Pemuda 1: Mr. Kami dengan sangat meminta agar Mr. Menurunkan bendera Belanda itu dari hotel ini.
Mr         : NO. Saya tidak ingin menurunkan bendera itu, karena saya ingin bendera itu berkibar disini.
Pemuda 2: Tapi, dalam maklumat pemerintah telah ditetapkan bahwa bendera merah putih dikibarkan di Indonesia
Mr.: Itu urusan kalian. I don’t Care.
Pamuda 3: Urusan? Itu artinya hanya merah putih yang boleh dikibarkan.
Mr: SAYA TIDAK PEDULI. (mengeluarkan pistol dalam saku celana)
Pemuda 3: Beraninya kau (sambil mencekik leher Mr)

Dor.... terdengar suara tembakan Mr. Yang tidak mengenai sasaran para prajurit Belanda datang untuk menghabisi nyawa Pemuda 3. Sedangkan Pemuda 2 dan 1 Keluar untuk mengomando pemuda untuk menyerang. Disitulah pertempuran terjadi.  

Pemuda 1: SERANG!!!!!!!!!!!!!!

Pemuda 3 tewas setelah ditembak oleh salah satu prajurit Belanda, tapi ia berhasil mencekik sampai tewas Mr itu. Pemuda 1 dan 2 memanjat tiang untuk merobek bendera Belanda itu menjadi merah putih. Banyak korban tewas dalam tragedi ini.